Usaha yang baru dimulai termasuk rentan mengalami penyebab bisnis gagal di tahun pertama beroperasi. Sebuah usaha dapat dikategorikan stabil jika sudah bisa menghasilkan keuntungan. Salah satu faktornya yaitu dengan pertumbuhan yang stabil di setiap tahun.
Ternyata, walaupun jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mencapai 65,47jt unit pada tahun 2019, penyebab dari bisnis gagal terus bukan cuma karena persaingan yang sengit.
Nah, apa saja penyebab bisnis gagal di tahun pertama? Berikut 5 faktor utama penyebab kenapa bisnis gagal di tahun pertama, serta solusi untuk menghindarinya.
1. Penyebab Bisnis Gagal yang Paling Umum: Business Plan yang Kurang Matang
Business plan atau perencanaan bisnis adalah hal yang paling wajib dimiliki saat mendirikan sebuah usaha. Jika memiliki rencana bisnis, kamu akan tahu langkah apa saja yang harus dilakukan dalam beberapa tahun ke depan, sehingga kamu bisa menyusun rencana agar tujuan-tujuan tersebut tercapai.
Salah satu penyebab bisnis UMKM gagal di tahun pertama adalah karena tidak memiliki perencanaan bisnis yang matang. Ini mengakibatkan usaha yang dijalankan tidak memiliki tujuan.
Solusinya untuk cara bisnis anti gagal, kamu dapat membuat rencana yang berisi tujuan bisnis selama lima tahun ke depan, alokasi dana yang dimiliki saat ini, jumlah karyawan yang kamu butuhkan, dan bahkan pilihan instrumen investasi untuk dana yang mengendap. Semua ini akan membuat rencana bisnis kamu menjadi lebih rapi.
2. Hanya Berjualan di Satu Platform Saja
Saat ini, berjualan di media sosial saja tidaklah cukup. Pertama, produkmu menjadi terbatas karena hanya bisa menjangkau pembeli yang merupakan follower media sosialmu saja. Kedua, supaya brand kamu lebih banyak dikenal pelanggan, kamu harus membuat iklan dengan endorse seorang public figure atau memproduksi iklan sendiri. Tentunya langkah tersebut membutuhkan usaha lebih dan biayanya yang tidak sedikit.
Selain berjualan di media sosial, kamu juga bisa membuka toko di e-commerce. Dengan berjualan di e-commerce, produk-produkmu akan dilihat oleh lebih banyak pelanggan yang sedang mencari barang serupa. Contohnya ketika kamu menjual tas selempang. Saat seorang pelanggan mengetik kata “tas selempang” pada kolom pencarian, maka kemungkinan besar produk tas selempang yang kamu jual akan muncul.
Pastikan e-commerce yang kamu pilih sudah memiliki banyak pengguna tahunan sehingga berpotensi untuk dilihat banyak orang. Perhatikan juga e-commerce yang memiliki banyak fitur menguntungkan karena bisnismu akan sangat terbantu oleh fitur-fitur tersebut.
Lazada adalah salah satu e-commerce terbesar di Indonesia yang juga memiliki banyak fitur. Jangan khawatir jika kamu baru nyemplung ke dunia e-commerce. Lazada memiliki beberapa program yang dapat membantu para penjual baru.
Program yang pertama adalah program inkubasi. Melalui program ini, kamu akan dibimbing dan diajari cara menggunakan fitur-fitur yang tersedia selama tiga bulan pertama.
Program kedua yaitu, Lazada University. Di sini kamu dapat mempelajari berbagai hal dari para trainer dan penjual senior di Lazada. Tak hanya menambah ilmu, kamu juga dapat bercerita dan berkonsultasi dengan mereka untuk mendapat solusi dan mengetahui kiat-kiat agar bisnismu sukses.
3. Riset Pasar yang Kurang Detail
Riset pasar adalah hal penting yang harus dilakukan sebagai cara bisnis anti gagal. Pastikan produk, kemasan, dan bahkan gaya promosi sesuai dengan target pasar yang kamu incar.
Contohnya ketika kamu menjual produk baju bayi. Kamu mungkin akan mengira target pasarnya adalah orang tua, terutama para ibu. Namun, apakah kamu yakin bahwa hanya ibu-ibu saja? Untuk mendapat informasi tambahan, kamu dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia di Lazada.
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur traffic dimana fitur ini mempunyai informasi tentang sumber trafik yang lengkap. Melalui fitur ini, kamu akan mengetahui siapa saja yang membeli produk-produk kamu: mulai dari usia, jenis kelamin, hingga minat mereka.
4. Menganggap Pemasukan adalah Laba/Keuntungan
Banyak pengusaha pemula yang menyamakan pemasukan dengan laba atau keuntungan. Tapi ini adalah anggapan yang salah karena pemasukan belum tentu semuanya laba.
Pemasukan adalah penghasilan kotor yang didapat oleh penjual dan belum dikurangi dengan biaya modal serta operasional. Sedangkan laba adalah penghasilan bersih dari keuntungan penjualan sebuah produk.
Contohnya, ketika kamu berhasil menjual produk dengan harga Rp80.000. Nah, jika biaya modal dan operasional yang kamu keluarkan sebesar Rp70.000, berarti keuntungan yang kamu dapat adalah Rp10.000.
Tetapi jika penjual menganggap pemasukan adalah keuntungan, maka mereka cenderung tidak akan memutar angka modal dan operasional tadi menjadi modal kembali. Mulai sekarang jangan lupa untuk menghitung penghasilan bersih atau keuntungan yang kamu dapat setiap bulan, ya!
5. Pemasaran yang Tidak Maksimal
Gagalnya sebuah bisnis bisa disebabkan oleh marketing yang kurang maksimal. Marketing atau promosi sangatlah penting. Sebuah bisnis tidak bisa cuma mengandalkan follower atau pembeli lama saja. Namun, pengusaha juga harus bisa menggaet pelanggan-pelanggan baru.
Agar pelanggan baru ini mengetahui bisnismu, maka lakukanlah cara promosi yang beragam. Buat iklan di media sosial atau kerja sama dengan brand lain sehingga banyak orang mengetahui brand kamu.
Ikuti campaign (kampanye) yang dibuat oleh Lazada. Ada berbagai kampanye seperti Birthday Campaign atau kampanye tanggal kembar (twin date). Dengan mengikuti campaign tersebut, nantinya produkmu akan muncul di halaman utama marketplace sehingga toko berpotensi untuk kebanjiran pesanan.
Tunggu apalagi? Yuk segera buka toko di Lazada agar usahamu bisa #NaikKeLaz!
Baca juga info dan tips seputar bisnis online di blog Yuk Jualan Online.