Barter exposure sudah jadi hal yang lumrah di jaman media sosial seperti ini. Pertukaran nilai ini biasanya dilakukan antara merek dengan influencer.
Seperti halnya barter pada masa lalu, barang ditukar barang, jasa ditukar jasa maupun sebaliknya. Barter exposure juga dilakukan dengan pertukaran barang atau jasa dari perusahaan dengan jasa promosi oleh influencer.
Cara promosi ini dinilai efektif untuk menjangkau audiens yang influencer miliki. Apalagi bagi Seller yang berjualan secara online tapi belum mempunyai budget promosi besar.
Strategi ini bisa meningkatkan keaktifan merekmu di media sosial, sehingga seller perlu untuk mengetahui dan menerapkan metode ini. Namun sebelum mengetahui lebih dalam tentang barter exposure, apakah kamu sudah tau apa itu barter exposure?
Barter Exposure adalah…
Barter exposure yaitu kegiatan tukar-menukar antara seller yang memberikan produk atau jasanya kepada influencer. Influencer akan “membayar” produk atau jasa tersebut dengan cara memposting di akun media sosialnya.
Dari sini, seller akan mendapatkan exposure atau dipublikasikan oleh influencer tersebut melalui media sosialnya.
Brand atau tokomu pun bisa mendapat kesempatan untuk dikenal oleh pengikut influencer tersebut dan menjadi semakin populer. Eksposur ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang eksistensi sebuah merek atau produk.
Apalagi jika produk atau tokomu adalah pemain baru di bidang ini, tentu perlu untuk “berkenalan” dengan masyarakat luas, salah satunya dengan bantuan dari influencer yang memiliki pengaruh kuat untuk mengajak pengikutnya.
Nah, apakah exposure ini akan berakhir menjadi konversi penjualan atau tidak, akan tergantung dari karakter influencer yang kamu pilih dan konten yang dibuat.
Namun, sebelum sampai ke penjualan, sebagai seller kamu perlu memperhatikan beberapa hal ketika memutuskan akan menggunakan strategi barter exposure dengan influencer.
Perhatikan Hal Ini Sebelum Melakukan Barter Exposure
Sebagai persiapan untuk mengajak influencer bekerjasama dengan brand atau tokomu dengan sistem barter exposure, perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Pahami karakter target pasar
Sebagai seorang pebisnis, tentu kamu memiliki target pasar yang sesuai dengan produkmu. Tidak hanya memahami bagaimana perilaku berbelanjanya saja, namun coba pahami juga perilaku bersosial media target pasarmu.
Jenis konten seperti apa yang diminati, pembahasan apa yang sedang ngetren di kalangan target pasarmu, siapa figur yang disuka, hingga berapa lama ketahanan mereka dalam menonton konten di media sosial.
2. Pilih influencer yang tepat
Jawaban dari poin pertama akan memudahkanmu dalam memilih influencer yang tepat. Pilih influencer yang sesuai dengan brand image-mu sehingga pesan yang dibawa dapat tersampaikan dengan baik.
Analisis juga profil influencer incaranmu berdasarkan banyaknya jumlah followers, engagement rate, impression dari postingannya hingga portofolio kerjasama sebelumnya.
Baca juga: Catat 7 Tips Memilih Influencer Ini untuk Bantu Promosikan Tokomu
3. Tentukan jenis exposure yang diinginkan
Ada bermacam-macam jenis exposure yang disesuaikan dengan kebutuhan promosimu. Bisa berupa collaboration post, bisa berupa update story, repost story, atau video reels.
Sesuaikan juga jenis eksposur dengan karakter influencer yang akan diajak kerjasama. Apakah mereka lebih aktif berinteraksi melalui story, postingan video atau foto feed?
4. Sesuaikan nilai yang ditukar
Nah, ini dia salah satu hal yang terpenting. Pastikan barang atau jasa yang seller berikan memiliki nilai yang sepadan dengan hasil yang akan didapat.
Untuk itu, seller juga harus mengetahui berapa rate influencer untuk scope of work (SOW) atau ruang lingkup pekerjaan yang akan diminta. Sehingga, seller dapat memperkirakan dan membuat penawaran yang sesuai.
Kesesuaian nilai ini penting agar kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dan tidak merasa merugi. Brand mendapat porsi eksposur yang diinginkan, influencer mendapat produk dan jasa yang sesuai nilai postingannya.
5. Jaga kualitas konten
Agar kualitas konten yang dibuat oleh influencer tetap sesuai dengan kualitas yang kamu harapkan, seller bisa memberikan brief singkat kepada influencer sebelum mereka membuat konten.
Brief ini bisa berupa product knowledge, referensi konten dan caption maupun do’s and don’ts yang perlu diperhatikan. Namun, perlu diperhatikan juga sebagai seller yang menawarkan barter, maka jangan terlalu banyak menuntut.
Biarkan influencer berkreasi sesuai dengan apa yang dia biasa lakukan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui hasil kerja, karakter konten maupun karakter pribadi dari si influencer.
Itulah penjelasan mengenai apa itu barter exposure dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukannya. Barter exposure biasanya seller lakukan untuk menjangkau influencer nano yang sama-sama sedang mulai merintis.
Sembari merintis melalui influencer nano, kamu bisa mulai mempersiapkan budget agar selanjutnya bisa melakukan kerjsama atau promosi dengan influencer yang lebih ternama dan profesional.
Barter exposure adalah pilihan yang tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi, maksimalkan kesempatan dari peluang yang ada untuk bisa membuat toko onlinemu semakin dikenal dan mendapat banyak pelanggan.
——
Selain barter exposure, ada cara lain yang bisa kamu coba untuk memperkenalkan produk dan tokomu ke calon pelanggan yang lebih luas yaitu menggunakan program Promosi Produk dari Lazada!
Kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk muncul di slot pencarian pertama dan hanya membayar jika pelanggan mengklik produk yang dipromosikan.
Menjadi produk yang pertama dilihat oleh customer berarti trafikmu bisa naik hingga 2x lipat dan penjualan juga meningkat dengan ROI berkali-kali lipat!
Pengeluaran untuk promosi juga menjadi lebih hemat dan efisien karena seller dapat memaksimalkan klik dan penjualan dengan budget tertentu. Menarik bukan?
Yuk maksimalkan penjualanmu dengan daftar jadi Seller Lazada. Siap-siap bawa toko onlinemu #NaikKeLaz!