Dalam bisnis online, restock adalah salah satu strategi yang perlu diperhatikan dengan baik. Pasalnya jika kita tidak mengantisipasinya dengan baik, besar kemungkinan pelanggan tidak akan puas dengan performa bisnis kita.
Ketika pelanggan ingin berbelanja online, mereka pasti memperhatikan ketersediaan produk dari toko online yang sedang mereka lihat. Apabila produk tersebut sudah habis, maka besar kemungkinan pelanggan akan berpindah ke toko lain.
Hal ini perlu kamu antisipasi dengan baik apabila ingin serius berkecimpung di bisnis online. Melakukannya secara berkala dapat membantu kamu untuk menyediakan produk dalam jumlah yang banyak.
Lantas, apa arti restock barang? Bagaimana strategi yang perlu diterapkan untuk langkah yang satu ini? Simak artikelnya sampai selesai!
Apa Arti Restock Barang?
Secara garis besar, restock adalah proses pengadaan kembali suatu barang dalam toko online yang sudah habis dibeli oleh pelanggan.
Jika kamu sebagai pelanggan, mungkin sering kali mendengar kata restock yang keluar dari toko online saat hendak membeli barang yang sudah habis.
Sebagai contoh, toko online akan mengucapkan “barang akan restock kembali dalam waktu satu minggu”. Dari situ, kita sebagai pembeli harus sabar menunggu untuk bisa membeli barang itu.
Namun, kenyataannya beberapa pembeli dalam kasus seperti itu lebih memilih untuk mencari produk yang diincar ke toko online yang lain.
Dengan keadaan seperti itu, otomatis kita sebagai seller akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, restock adalah solusi yang tepat untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi.
Umumnya, produk yang membutuhkan restock biasanya produk yang laris dibeli oleh pelanggan.
Memangnya, apa tujuan diberlakukannya cara ini dalam suatu bisnis online? Kenyataannya ada banyak sekali tujuannya yang bantu mengembangkan bisnis lebih baik, yaitu:
- Memonitor persediaan masing-masing barang atau produk yang dijual
- Menghindari kekosongan barang
- Meningkatkan kepuasan pelanggan karena barang tersedia atau ready secara terus-menerus
- Meningkatkan performa toko online
- Membuat display produk di toko online jadi semakin ramai
Dengan tujuan di atas, maka bisa dipastikan bahwa restock adalah salah satu strategi yang perlu diperhatikan dengan saksama bagi kamu seller yang sedang membangun toko online.
Baca juga: Strategi Manfaatkan Sisa Stok Barang Agar Tidak Merugi
Strategi Restock yang Bisa Diterapkan oleh Seller
Kita sudah tahu arti restock dalam belanja online adalah mengelola ketersediaan barang supaya tidak habis dalam jangka waktu tertentu.
Setelah mengetahui apa arti restock barang, maka kita perlu memahami bagaimana strategi pengadaan barang yang tepat supaya tingkat kepuasan pelanggan jadi lebih baik dari waktu ke waktu.
1. Pakai sistem restock sesuai kebutuhan
Pada dasarnya, restock adalah pengadaan barang. Dalam restock jualan online terdapat dua sistem yang bisa kamu pakai, yaitu sistem restock secara kontinyu atau terus-menerus dan sistem restock secara musiman.
Untuk mengenalinya lebih jauh, mari kita bahas masing-masing sistemnya.
a. Sistem restock kontinyu
Apabila barang yang kamu jual laris secara terus-menerus dan barangnya sering habis, maka sistem ini cocok untuk kamu terapkan.
Dengan demikian, maka kamu perlu memeriksa setiap jumlah barang yang tersedia dan melakukan pengadaan ulang jika barang dirasa sudah semakin menipis stoknya.
Sebagai contoh, kamu menjual kartu uang elektronik di marketplace dan barangnya habis terus-menerus dalam waktu yang cepat.
Dari situ, kamu perlu mencari kartu uang elektronik yang lain untuk distok ulang barangnya.
b. Sistem restock secara musiman
Lain halnya dengan sistem kontinyu, sistem secara musiman ini hanya melakukan restock barang di saat barang tersebut laris dalam waktu-waktu tertentu.
Sistem yang satu ini tentu bisa membantu kamu untuk mengatur biaya pengadaan produk.
2. Buat daftar barang yang mau di-restock
Arti restock dalam belanja online yaitu melakukan pengadaan barang secara berkala. Untuk mewujudkannya, kamu perlu mengetahui apa saja barang yang stoknya semakin menipis.
Oleh karena itu, buat daftar apa saja barang yang sekiranya mau habis. Dalam pembuatannya, diusahakan tidak terlalu mepet karena bisa berdampak buruk terhadap bisnis kamu.
Sebagai contoh, stok barang sudah sisa 1 dan kamu baru membuat list barang yang harus distok ulang. Hal ini tentu saja bisa berpotensi membuat barang akan habis dalam waktu yang panjang.
Langkah ini sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari supaya mengantisipasi lonjakan permintaan dari pelanggan.
3. Memahami permintaan dari konsumen
Restock adalah proses pengadaan barang guna memenuhi kepuasan pelanggan.
Selanjutnya, kamu juga perlu melakukan riset dan memahami terkait permintaan dari pelanggan akan produk yang dijual.
Pelajari kira-kira apa saja barang yang cepat habis dan selalu dibeli oleh pelanggan. Cara ini tentu akan memudahkanmu dalam menyediakan produknya kembali sebelum pelanggan kembali melakukan penjualan.
Dengan demikian, pelanggan tidak akan menunggu lama untuk mendapatkan barang tersebut.
4. Memisahkan stok lama dan baru
Untuk memudahkan kamu dalam mengelola barang, kamu perlu memisahkan produk lama dan baru.
Tujuannya yaitu mempermudah kamu dalam membuat perhitungan jumlah stok barang yang lama yang sudah terjual dan belum.
Untuk mengantisipasi kerugian, kamu bisa memisahkan terlebih dahulu stok lama untuk mengurangi risiko.
——
Demikian penjelasan singkat mengenai apa arti restock barang dan bagaimana cara memaksimalkannya.
Pada dasarnya, restock adalah strategi yang perlu diperhatikan dengan saksama supaya performa toko online kamu meningkat seiring berjalannya waktu.
Selain memperhatikan hal tersebut, kamu juga perlu melakukan promosi produk dengan beragam strategi yang optimal guna meningkatkan penjualan.
Jangan khawatir, Lazada menyediakan modul program Promosi Produk yang bermanfaat bagi kamu sebagai pembelajaran untuk toko online. Namun, modul tersebut hanya bisa diakses bagi siapa saja yang sudah menjadi Seller Lazada.
Buat kamu yang belum daftar, segera daftarkan dirimu menjadi Seller di sini!